Belajar Dari Tempe, SMPN 1 Jatiroto Wonogiri Kuatkan Karakter Siswa

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa dikenal dengan P5 adalah salah satu kegiatan dalam kurikulum merdeka yang berbentuk kokurikuler berbasis projek yang bertujuan menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila dan disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan. “Setidaknya ada 7 tema yang harus diselesaikan peserta didik selama kurun waktu 3 tahun, yaitu gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhineka tunggal ika, bangunlah jiwa raga, suara demokrasi, kewirausahaan, dan berekayasa dan berteknologi”, ujar Rahmadi Widyatmoko selaku kurikulum di SMP Negeri 1 Jatiroto

Pada kesempatan kali ini, tema berekayasa dan berteknologi dipilih oleh SMP Negeri 1 Jatiroto. Koordinasi dewan guru diadakan untuk memutuskan rekayasa dan teknologi apa yang akan diusung pada tema ini. Proses pembuatan tempe menjadi keputusan dalam rapat koordinasi tersebut. Dengan mengusung judul “Bioteknologi Fermentasi Kedelai Cepat Bergizi Optimal” maka P5 tema Berekayasa dan Berteknologi minggu pertama dimulai pada tanggal 24 Oktober dan berakhir pada tanggal 30 Oktober 2024.

Atas petunjuk Joko Dwi Suranto selaku kepala sekolah, tim koordinator P5 merancang kegiatan yang berlangsung selama 6 hari. Kegiatan dimulai pada hari Kamis, 24 Oktober 2024 bertepatan dengan kegiatan pembiasaan kamis sehat dan bahagia, seluruh siswa diminta untuk membawa bekal dengan lauk berbahan dasar tempe. Setelah senam dan jalan santai, siswa diminta untuk berkumpul di lapangan dengan membawa bekal sarapan mereka. Seluruh siswa antusias dengan kegiatan ini.

Setelah sarapan dengan menu tempe, siswa bersama guru selaku fasilitator mengadakan refleksi tentang bekal yang mereka bawa. Kegiatan dilanjut dengan pengenalan cara pembuatan ragi tempe atau dalam bahasa jawa disebut laru. Baik siswa maupun guru, semuanya terlibat dan semangat menjalani kegiatan P5 tema ini. Karena rerata dari mereka baru mengenal bagaimana proses pembuatan tempe.

Setelah laru selesai dibuat, kegiatan dilanjutkan dengan bagaimana proses mencampur laru dalam kedelai hingga menjadi tempe yang siap diolah. Siswa diminta untuk membawa kacang kedela yang sudah dicuci bersih dan direbus 2x. Perebusan memang harus dilakukan 2x untuk menghindari kedelai basi. Kedelai tersebut lalu dikeringkan kemudian dicampur dengan laru yang sudah dibuat oleh siswa hari sebelumnya. Setelah tercampur, proses selanjutnya adalah , membungkus campuran tersebut dengan menggunakan daun jati atau plastik. Campuran tersebut dipanen keesokan harinya.

Hasil yang didapat beragam. Ada yang jadi tempe bagus sesuai harapan, akan tetapi ada juga yang gagal karena beberapa faktor yang tidak terduga. Tempe hasil panenan mereka kemudian diolah menjadi kreasi masakan yang luar biasa kreatif dan beragam. Seluruh siswa tentu saja sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Karena selain belajar membuat tempe dari awal proses, mereka juga diminta untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan dalam sebuah video cinematik. Kegiatan ini tentu saja sangat menguji kreativitas para siswa.

Terbukti, kegiatan P5 tema berekayasa dan berteknologi dengan mengusung bahan sederhana tempe mampu menguatkan kompetensi ketrampilan dan karakter siswa sesuai dengan profil pelajar pancasila yaitu, gotong royong, mandiri, kreatif dan juga bernalar kritis. Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk seluruh warga sekolah dan bisa memacu semangat untuk memperbaiki kekurangan, selalu berinovasi, berkolaborasi dalam menghadirkan kegiatan yang lebih baik ke depannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *